Wird Toreqah Syadziliyyah Darqawiyyah

💎 *Pelajaran Sejarah Nabi 15* 💎

_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_

*Hijrah ke Kota Thoif*

Ketika Rasulullah ﷺ hijrah ke kota Thoif, beliau mendatangi pemimpin-pemimpin kabilah Tsaqif, akan tetapi mereka tidak mau mendengarkan ajakan Nabi ﷺ, justru mereka menolaknya dengan penolakan yang jelek. Akhirnya Rasulullah ﷺ meninggalkan mereka sambil mengharapkan supaya mereka tidak menyebarkan berita kedatangannya ke Thoif kepada orang Quraisy. Mereka tidak merespon Permintaan Nabi ﷺ, justru memerintahkan budak-budak mereka untuk mencemooh Nabi ﷺ dan melemparinya dengan batu, hingga kedua kaki Rasulullah ﷺ berdarah. Sahabat Zaid bin Haritsah, satu-satunya orang yang menyertai Nabi ﷺ saat itu, berusaha menghadang hantaman mereka sehingga kepalanya mendapatkan banyak luka.

Sesampainya Nabi ﷺ ke perkebunan milik Utbah bin Robiah, orang-orang thoif kembali ke rumah masing-masing. Nabi ﷺ beristirahat di bawah pohon anggur, lalu nabi menadahkan wajahnya ke langit sambil berdoa,

_"Wahai Allah, hanya kepada-Mu aku mengadukan lemahnya kekuatanku, sedikitnya usahaku, rendahnya diriku di hadapan manusia. Wahai yang Maha Belas Kasih, Engkau adalah Tuhan orang-orang lemah, Engkau adalah Tuhanku, kepada siapa Engkau memasrahkan ku? Apakah kepada orang jauh yang menyerangku atau engkau pasrahkan diriku kepada musuh musuhku? Kalau Engkau tidak murka kepadaku maka aku tidak peduli, akan tetapi kerahmatan-Mu lebih luas untukku. Aku berlindung dengan Nur Wajah-Mu yang menerangi kegelapan, dan yang membuat baik perkara dunia dan akhirat. Aku berlindung dari turunnya murka-Mu atau turunnya laknat-Mu. Engkau boleh mencaci kepadaku sehingga Engkau Ridho kepadaku. Tidak ada usaha dan kekuatan kecuali dengan restu-Mu"._

⭕Dari cerita Siroh Nabawiyah diatas kita mengambil pelajaran bahwasanya Semua hal yang menimpa Nabi Muhammad ﷺ, berupa cobaan dan siksaan dari orang-orang Thoif ini adalah salah satu bentuk suri tauladan kesabaran yang diperlihatkan Nabi ﷺ kepada ummatnya.

Nabi ﷺ selain memerintahkan kita untuk mengikutinya dalam 'Aqidah, Ibadah, Akhlaq, dan Muamalah, begitu juga Nabi ﷺ memberikan suri tauladan dan memerintahkan kepada kita untuk bersabar serta menerangkan "bagaimana kesabaran itu dipraktekkan dalam dunia nyata", kesabaran yang diperintahkan oleh Allah ﷻ,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

_"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung"_. QS. Ali Imron: 200.

Nabi ﷺ mengatakan, _"Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihatku sholat". _"Ambillah dariku cara-cara untuk beribadah haji"._
Seolah-olah Nabi ﷺ ingin mengatakan, “Ambillah dariku cara-cara untuk bersabar".

Rasulullah ﷺ menghadapi cobaan-cobaan yang diterima dari orang-orang Thoif dengan ridlo, ikhlas, dan hanya mengharapkan  balasan dari Allah ﷻ. Sebetulnya jika Nabi ﷺ berkenan untuk membalas dendam kepada orang-orang Thoif alangkah mudahnya beliau membalasnya. Akan tetapi beliau tidak menghendaki.

Nabi ﷺ menceritakan bahwasanya beliau dikejar-kejar oleh orang-orang Thoif sehingga sampai di tempat Qarn Tsa'alib, lalu beliau mengangkat kepalanya dan di situ ada Malaikat Jibril bersama Malaikat Penjaga Gunung. Malaikat Penjaga Gunung mengucapkan salam kepada Nabi ﷺ dan mengatakan, _"Saya adalah Malaikat Penjaga Gunung, Tuhan Paduka Nabi memerintahkan saya untuk mengikuti semua perintah Engkau, lalu apa yang Paduka Nabi kehendaki? Bila Paduka Nabi menghendaki aku menjatuhkan dua gunung ini kepada mereka, maka aku akan ikuti perintahmu"._ Nabi ﷺ bersabda, _"Jangan begitu, tapi aku berharap kepada Allah, agar mengeluarkan dari punggung orang tua mereka, orang-orang yang menyembah kepada Allah saja tidak mensekutukan dengan sesuatu apapun"._

Mari kita memperbanyak sholawat di bulan kelahiran Nabi Muhammad ﷺ.

اللهم صلِ على سيدنا محمد و على اله وصحبه وسلم

*SAMBUTAN KH WAFI MAIMOEN (KETUA DPW PPP JATENG) DI MUSCAB PPP BLORA DAN PURWODADI* Muscab ini dilakukan pada bulan Shofar. Bulan Muharram, Shofar, dan Robi'ul Awwal adalah bulan dimana Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah. Ada beberapa pelajaran dari perjalanan hijrah Nabi ﷺ yang perlu kami sampaikan pada pertemuan ini. Hal pertama yang dilakukan Nabi ﷺ di Madinah adalah membangun Masjid, kemudian mempersaudarakan antar ummat Islam, dan yang terakhir adalah menyusun undang-undang negara atau Piagam Madinah. *1. Membangun Masjid* Ini sangat penting untuk mengembalikan pusat perjuangan kita ke dalam Masjid. Untuk itu kami harapkan semua pengurus DPW, DPC, dan PAC, semuanya harus selalu datang ke Masjid untuk melakukan sholat berjama'ah. Di Blora ini saya sangat mengharapkan agar rutinan selapanan yang sudah berjalan di Masjid Agung Blora, diikuti semua unsur DPC dan PAC. Ini penting, karena ini momentum kita untuk datang ke Masjid Agung bersama dengan pemerintahan Blora, yang -alhamdulillah- kita bisa memenangkan kompetisi dalam pemilihan Kepala Daerah kemarin. *2. Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan antara umat Islam)* Ini persaudaraan nomor wahid dan segala-galanya, bukan seperti orang sekarang yang mengatakan bahwa _ukhuwah watoniyyah_ dan _basyariah_ itu di sejajarkan dengan _ukhuwwah Islamiyah_. Tidak bisa disejajarkan!!! _Ukhuwwah Islamiyyah_ adalah jauh diatas jenis persaudaraan yang lain. *3. Udang-undang negara atau yang terkenal dengan Piagam Madinah* Di sini perlu saya sebutkan bahwasanya termasuk undang-undang atau piagam madinah itu berbunyi, _"Ketika orang yang menyepakati perjanjian di piagam ini ada pertentangan atau permasalahan, maka harus dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya"._ Ini menunjukan bahwasanya pimpinan itu harus dipegang oleh orang Islam, tidak boleh diberikan kepada yang lain. Sukses untuk Blora dan Purwodadi..!!!! _Wallahu A'lam Bisshowab, Alhamdulillahi Robbil 'Aalamiin_

SUARA NAHDLIYYIN:
🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 83*

ﺍﻷَﻛْﻮﺍﻥُ ﻇﺎﻫِﺮُﻫﺎ ﻏِﺮَّﺓٌ ﻭَﺑﺎﻃِﻨُﻬﺎ ﻋِﺒْﺮَﺓٌ . ﻓَﺎﻟﻨَّﻔْﺲُ ﺗَﻨْﻈُﺮُ ﺇﻟﻰ ﻇﺎﻫِﺮِ ﻏِﺮَّﺗِﻬﺎ، ﻭَﺍﻟﻘَﻠْﺐُ ﻳَﻨْﻈُﺮُ ﺇﻟﻰ ﺑﺎﻃِﻦِ ﻋِﺒْﺮَﺗِﻬﺎ .

Artinya:
Alam dunia ini pada lahirnya merupakan tipuan, dan batinnya adalah pelajaran. Nafsu memandang pada tipuan lahiriyahnya, sementara qolbu memandang kepada pelajaran yang tersimpan di dalamnya (batin).

*_Syarh:_*

🏅 Nafsu itu hidupnya dengan "zaman sekarang", dia tidak memandang zaman yang akan datang dan tidak memandang hubungan zaman sekarang dengan zaman yang akan datang. Ketika dia mendapatkan kenikmatan, dia akan menikmatinya dan tidak menghubungkan atau memikirkan akibatnya di masa yang akan datang.

🏅 Qolbu selalu memandang zaman sekarang untuk mendapatkan kenikmatan pada zaman yang akan datang. Dia memandang kenikmatan dunia ini dengan pandangan yang jauh ke masa depan.

🏅 Ketika manusia Memandang dunia dengan pandangan “zaman sekarang“ maka dunia akan menjadi besar dan segala-galanya.

🏅 Ketika manusia memandang dunia dengan pandangan "zaman yang akan datang" maka dunia ini rasanya kecil dan tidak ada apa-apanya.

Sahabat Al Harits bin Malik Al Ansori RA  suatu hari ditanya oleh Nabi SAW,

"Bagaimana keadaanmu pagi ini wahai Harits?"

Harits menjawab,"Pagi ini imanku sempurna wahai Baginda Rasul.

"Lihat Perkataanmu ini wahai Harits!! Setiap sesuatu itu ada tandanya. Lalu apa tanda imanmu?"

"Hidupku sudah tidak di dunia lagi, saya selalu bangun di malam hari, dan berpuasa di siang hari, sepertinya saya melihat 'Arsy Tuhanku, sepertinya aku melihat penduduk surga mendapatkan kenikmatan, dan sepertinya saya melihat penduduk neraka sama disiksa".

Rasulullah bersabda, "Orang ini hambanya Allah yang hatinya dipenuhi oleh Nur".

Wallahu A'lam

SUARA NAHDLIYYIN:
🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 84*

اذا اَرَدتَ اَنْ يَكُونَ لكَ عِزًّ لاَ يَفْنىَ فَلاَ تَسْتَعِزَّنَّ بِعِزٍّ يُفـْنىٰ

Artinya:
"Jika engkau ingin mendapatkan kemuliaan yang tidak punah/rusak, maka jangan membanggakan kemuliaan yang rusak".

*_Syarh:_*

🔷 Ketika engkau mempunyai harta yang banyak maka engkau akan merasa kemuliaanmu ada dalam kekayaanmu. Ketahuilah bahwa harta yang diberikan oleh Allah kepadamu sebentar lagi akan hilang, dia datang karena qadla' dan qadar-Nya, begitu juga dia akan hilang dengan Qadla' Qadar-Nya.

🔷 Ketika engkau mendapatkan jabatan dan pangkat maka engkau akan menjadikannya sebagai lambang kemuliaanmu. Ketahuilah bahwa Allah yang memberikan jabatan padamu sebentar lagi akan mengambilnya darimu.

🔷 Ketika engkau mempunyai kekuatan yang tidak terkalahkan atau kecerdasan yang sangat maka engkau akan merasa terlindungi dari marabahaya. Ketahuilah bahwa Allah yang mengeluarkan kamu ke dunia ini dengan tanpa mempunyai kekuatan dan kecerdasan sebentar lagi akan menjadikan kamu keringkihan dalam masa tuamu.

ومنكم من يرد الى أرذل العمر لكي لا يعلم بعد علم شيئا.

✅ Orang yang ingin mendapatkan kemuliaan dari selain Allah itu seperti orang yang berpegangan pada dahan dan ranting, pasti tidak akan kuat menyangga tubuhnya. Kalau saja dia itu pintar dan berpikir dengan baik maka dia akan berpegangan pada batang pohon bukan pada dahan dan rantingnya. Yang saya maksud dengan batang pohon itu adalah hakikat sumber kekuatan yaitu Allah Swt.

_"Katakan!! Wahai Allah yang memiliki Kerajaan, Engkau memberikan Kerajaan pada orang yang Engkau kehendaki. Engkau yang mencabut Kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Dan Engkau yang mengagungkan orang yang Engkau kehendaki.Dan Engkau yang merendahkan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah kebaikan itu. Engkau berkuasa pada segala sesuatu."_

Wallahu A'lam bishshowab.

SUARA NAHDLIYYIN:
🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 172*

                   ﺍﻟﻔﺎﻗَﺎﺕُ ﺑُﺴُﻂُ ﺍﻟﻤَﻮَﺍﻫبِ

Artinya:
“Berbagai macam ujian bala’ (yang manjadikan engkau merasa fakir) itu, bagaikan hamparan (alas) untuk hidangan pemberian dan karunia dari Alloh.”

*_Syarh:_*

💎 Musibah yang mengingatkan seseorang akan kefakirannya akan menuntun dia kepada kedekatannya kepada Allah SWT berupa penghambaan diri, memelas kepada Allah meminta rahmat dan keselamatan. Seseorang yang meminta kepada Allah dengan mengedepankan kefakirannya dan kebutuhannya, maka Allah akan mengabulkan doanya, memberikan permintaannya serta memberikan pemberian yang tidak ada batasnya.

Sebagaimana badan ini tidak bisa hidup tanpa ruh, begitu juga ibadah tidak bisa hidup tanpa ruhnya. Ruhnya ibadah adalah "ubudiyah". Ubudiyah ini timbulnya dari kerendahan diri yang hakiki kepada Allah SWT. Dan kerendahan diri ini timbulnya karena perasaan butuh dalam segala hal kepada Allah SWT.

Kebanyakan manusia biasanya lupa akan penghambaannya kepada Allah SWT, ketika dia bergelimpangan dalam kenikmatan. Maka di sini pentingnya musibah untuk mengingatkan dia akan kefakirannya kepada Allah SWT. Perasaan ini yang dinamakan ubudiyah dan ini adalah ruhnya ibadah.

💎 Ketika kita melihat gambar-gambar keagamaan di masyarakat, maka kita akan melihat banyak gambar-gambar itu. Akan tetapi ketika kita melihat ke dalam ubudiyah yang berupa perendahan diri dan kehinaan diri di depan Allah SWT, maka kita akan melihat gambar yang banyak itu menjadi sedikit dan semakin sedikit, sehingga yang ada cuma golongan kecil dari orang-orang "Al Ghuroba" ( orang asing).

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang "Al Ghuroba".

*Syarh tambahan*

Musibah yang menjadikan seseorang merasakan kefakirannya kepada Allah SWT, maka musibah ini akan mengantarkannya kepada kedekatan dengan Allah SWT.

Sebagaimana jasad yang tidak bisa hidup tanpa ruh, begitu juga "ibadah" tidak bisa hidup tanpa ruhnya dan ruhnya ibadah adalah "ubudiyah". Yaitu merendahkan diri yang hakiki di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

_Merendahkan diri dihadapan Allah Swt ini bisa timbul karena perasaan hina, lemah, dan fakir (butuh) kepada Allah SWT._

Biasanya manusia lupa akan kelemahannya dan kefakirannya ketika dia mendapatkan kenikmatan-kenikmatan yang banyak. Maka di sini pentingnya peran musibah untuk mengingatkan akan kelemahannya. Perasaan kelemahannya ini dinamakan "Ubudiyah" yang menjadi ruh dari ibadah yang dilakukan oleh anggota badan kita.

Wallahu A'lam Bissowab.

SUARA NAHDLIYYIN:
🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 245*

ﺩﻝ ﺑﻮﺟﻮﺩ ﺁﺛﺎﺭﻩ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻮﺩ ﺃﺳﻤﺎﺋﻪ ﻭﺑﻮﺟﻮﺩ ﺃﺳﻤﺎﺋﻪ ﻋﻠﻰ ﺛﺒﻮﺕ ﺃﻭﺻﺎﻓﻪ ﻭﺑﺜﺒﻮﺕ ﺃﻭﺻﺎﻓﻪ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻮﺩ ﺫﺍﺗﻪ ﺇﺫﺍ ﻣﺤﺎﻝ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻡ ﺍﻟﻮﺻﻒ ﺑﻨﻔﺴﻪ . ﻓﺄﺭﺑﺎﺏ ﺍﻟﺠﺬﺏ ﻳﻜﺸﻒ ﻟﻬﻢ ﻋﻦ ﻛﻤﺎﻝ ﺫﺍﺗﻪ ﺛﻢ ﻳﺮﺩﻫﻢ ﺇﻟﻰ ﺷﻬﻮﺩ ﺻﻔﺎﺗﻪ ﺛﻢ ﻳﺮﺟﻌﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺘﻌﻠﻖ ﺑﺄﺳﻤﺎﺋﻪ ﺛﻢ ﻳﺮﺩﻫﻢ ﺇﻟﻰ ﺷﻬﻮﺩ ﺁﺛﺎﺭﻩ . ﻭﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﻋﻜﺲ ﻫﺬﺍ ﻓﻨﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ ﺑﺪﺍﻳﺔ ﺍﻟﻤﺠﺬﻭﺑﻴﻦ ﻭﺑﺪﺍﻳﺔ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﻤﺠﺬﻭﺑﻴﻦ . ﻟﻜﻦ ﻻ ﺑﻤﻌﻨﻰ ﻭﺍﺣﺪ ﻓﺮﺑﻤﺎ ﺍﻟﺘﻘﻴﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﻫﺬﺍ ﻓﻲ ﺗﺮﻗﻴﻪ ﻭﻫﺬﺍ ﻓﻲ ﺗﺪﻟﻴﻪ

Artinya:
Allah menunjukkan dengan wujud  ciptaanNya akan wujud namaNya. Allah menunjukkan dengan wujud asmaNya akan sifat-sifatNya. Allah menunjukan dengan wujud sifat-sifatNya akan wujud dzatNya, karena mustahil sifat itu berdiri dengan sendirinya. Allah membukakan kepada wali-wali _majdzub_ akan kesempurnaan DzatNya. Lalu mengembalikan mereka untuk melihat sifat-sifatNya. Adapun _salikin_  sebaliknya mereka ini. Maka akhir maqomnya salikin adalah permulaan maqomnya wali-wali _majdzub_, dan permulaan maqomnya salikin adalah akhir maqomnya wali-wali _majdzub_, akan tetapi bukan dengan arti yang satu, mereka berdua bisa bertemu dalam satu jalan. Ini (salikin) dalam naiknya dan itu (majdzubin) dalam turunnya.

*_Syarh:_*

Hamba Allah yang diberikan _kema'rifatan_ kepada Allah itu ada dua golongan,

*1. _Al Majdzubin_*, yakni golongan yang berpindah dari menyaksikan keagungan Allah menuju menyaksikan ciptaan Allah.

*2. _As Salikin_*, yakni golongan yang berpindah dari menyaksikan ciptaan Allah menuju menyaksikan keagungan Allah Ta'ala.

الله بجتبي اليه من يشاء ويهدي اليه من ينيب

_"Ijtiba"_ (الله يجتبي ) isyaroh pada orang _majdzubin_, golongan ini khusus dan sedikit.
_"Al-Hidayah"_ (ويهدي) isyaroh pada orang _salikin_. Kebanyakan washilin dari golongan ini.

Salikin bisa mendapatkan _ma'rifatullah_ dengan cara mengangan-angan ciptaan Allah Ta'ala. Ketika dia melihat ciptaan Allah ini penuh dengan keindahan dan hikmah maka dia mengetahui bahwa di balik penciptaan ini ada Dzat yang dinamakan Sang Pengatur. Lalu salik ini meneruskan angan-angannya bahwasanya Sang Pengatur ini tidak mungkin kecuali mempunyai sifat-sifat kesempurnaan seperti sifat _'Ilmu, Qudroh, Irodat, Hayat_, dan seterusnya. Ketika dia meneruskan pemikirannya maka dia akan berkesimpulan bahwasanya sifat itu tidak mungkin berdiri dengan sendirinya, pasti membutuhkan Dzat, yaitu Allah Ta'ala.

Adapun wali-wali _majdzub_ tidak melalui proses yang seperti ini, akan tetapi sebaliknya, mereka pindah dari kelalaiannya menuju _ma'rifatullah_ dengan tanpa proses menggunakan akal dan ilmiah dan tidak perlu menyaksikan ciptaan-ciptaan Allah SWT.

Wallahu A'lam Bisshowab.

SUARA NAHDLIYYIN:
🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 22*

ما من نفس تمضيه الا وله قدر فيك يمضيه

*_Artinya_*

Tidak ada nafas yang kau keluarkan kecuali di situ Allah Ta'ala mempunyai _Qadar_ yang berlaku.

*_Syarh_*

Setiap keadaanmu dan gerakanmu baik yang kecil ataupun yang besar, baik yang samar atau yang kelihatan, semuanya itu masuk pada _Qodlo'_ dan _Qadarnya_ Allah  SWT. Sehingga kamu tidak mengeluarkan nafasmu kecuali dia masuk dalam catatan _Ilmu_nya Allah Ta'ala.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengatakan, "Segala sesuatu itu dengan _Qadar_Nya sehingga kelemahan dan kecerdasan".

Buah dari keyakinan ini adalah seorang muslim akan merasa ringan dan rela untuk mengorbankan harta dan hidupnya dalam perjuangan di jalan Allah, karena dia tahu bahwa segala sesuatu itu telah dicatat oleh Allah Ta'ala dan pasti akan terjadi, baik dia melakukannya atau tidak melakukannya, baik dia berjuang atau tidak berjuang.

Keyakinan akan _Qodlo' dan Qadar_ Allah Ta'ala ini menghasilkan perjuangan tanpa pamrih dan semangat orang-orang Islam pada masa yang lalu _(Salafus Sholeh)_ dalam jihad, dakwah, dan menyebarkan panji-panji Islam, sehingga mereka menjadi percontohan dalam mengorbankan harta, nyawa, meninggalkan tanah air, dan sabar menghadapi segala macam marabahaya. Kita bisa melihat pejuang-pejuang Islam dahulu kuburannya ada di segala penjuru negara-negara Islam. Semuanya itu mereka lakukan karena mereka yakin bahwa segala sesuatu yang menimpa manusia itu pasti sudah ada catatannya.

Wallahu A'lam Bisshowab

SUARA NAHDLIYYIN:
🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 84*

اذا اردت أن يكون لك عز لا يفنى فلا يستعزن بعز يفنى

*_Artinya_*

Kalau engkau menghendaki keagungan yang tidak akan sirna maka jangan cari keagungan dengan keagungan yang sirna.

*_Syarh_*

Manusia ditakdirkan Allah dalam keadaan lemah. Oleh karena itu manusia membutuhkan penolong dan yang menolong itu tidak ada kecuali Allah Ta'ala. Bukan harta, bukan jabatan dan bukan kekuatan. Di dalam Al-Quran disebutkan,

اليس الله بكاف عبده.ويخوفونك بالذين من دونه

Artinya:
_Bukankah Allah itu mencukupi hamba-Nya dan mereka menakut-nakutimu dengan orang-orang selain Allah?_

_Allah Ta'ala mencukupi hamba-Nya_, kata-kata ini berarti Perlindungan Allah Ta'ala (wilayatullah).

_Dan mereka menakut-nakutimu dengan orang-orang selain Allah_, kata-kata ini menunjukkan kebatilannya segala perlindungan selain Allah SWT.

Diceritakan bahwa Sayyidina 'Umar bin Khottob _radliyallaahu 'anhu_ ketika pergi ke Baitul Maqdis, beliau memakai pakaian yang sangat sederhana, penuh dengan tambalan. Abu Ubaidah, Panglima Muslimin, berbisik kepada beliau supaya mengganti pakaiannya dengan pakaian yang pantas untuk berhadapan dengan pemuka-pemuka agama negara Syam. Lalu Umar mengatakan, "Kita ini kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam. Kalau kita mencari kemuliaan dengan selain perkara yang dengan perkara itu Allah memuliakan kita, maka Allah akan merendahkan kita".

Arti dari perkataan Sayyidina 'Umar ini adalah,  kita mulia karena kita berpegang teguh kepada ajaran Allah Ta'ala, bukan karena banyaknya harta, bukan karena kuatnya pasukan bala tentara, bukan karena kemodernan, bukan karena keilmiahan dan teknologi. Tetapi karena kita mencari keagungan dengan Islam, maka Allah memberikan kekayaan, kekuatan, dan kemodernan.

Alangkah indahnya seandainya orang Islam sekarang ini memahami perkataan Sayyidina Umar _radliyallaahu 'anhu_ ini. Alangkah indahnya kalau mereka sadar akan kesalahan mereka berupa bosannya mereka kepada Islam yang menjadi sumber kemuliaan mereka. Sadar akan kesalahan mereka berupa mencari-cari keagungan melalui kemodernan, melalui liberalisasi Islam (Islam Liberal), dan meniru orang-orang kafir.

Wallahu A'lam Bisshowab

SUARA NAHDLIYYIN:
*Kajian Kitab Al Hikam*

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

Hikmah ke 12

مانفعَ القَلبَ شَيءٌ مثلُ عُزْلةٍ يَدْخُلُ بها ميدان فِكرةٍ

"Tidak ada sesuatu yang sangat berguna bagi hati [jiwa], sebagaimana menyendiri untuk masuk ke medan tafakur."

*_Syarah_*:

Disini kita diajak untuk melakukan dua perkara,  yakni uzlah dan tafakur.

🎀 Uzlah disamakan dengan Tarak (pantangan) bagi orang sakit.
🎀 Tafakur diumpamakan dengan obatnya.

Orang yang sakit pasti akan diberi nasehat oleh dokter supaya tarak dan meminum obat.

Syekh Ibnu 'Athoillah mengajak kita sebagai orang Islam untuk melakukan 'Uzlah. 'Uzlah sangat penting untuk kesehatan roh kita, sebagaimana pentingnya Tarak untuk kesehatan badan.

Lalu Syekh mengajak kita untuk Tafakur, demi kesehatan akal dan roh kita, sebagaimana pentingnya obat untuk memulihkan kondisi orang yang sakit.

Wallahu A'lam

SUARA NAHDLIYYIN:
🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah ke 23*

 لا تَتَرقَّب فراغَ الأَغْيارِ، فإنَّ ذلِكَ يَقْطَعُكَ عَنْ وُجودِ المُراقَبَةِ لَهُ فيما هُوَ مُقيمُكَ فيهِ.

*Artinya:*

"Jangan mengharapkan kosongnya selain Allah, karena itu akan menjauhkan kamu dari adanya pengingatan kepada Allah di dalam maqom yang telah diberikan kepadamu"

*_Syarh:_*

Allah ﷻ berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
[سورة آل عمران 14]

Artinya:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)".

Ayat ini menunjukkan bahwasanya dunia ini penuh dengan perkara menawan dan melalaikan yang menyebabkan jauhnya hamba dari Allah ﷻ. Bagaimanapun manusia berusaha untuk membersihkan dirinya dari kesibukan dunia, maka dia tidak akan bisa, selama dia hidup di dunia ini.

🍎 Ketika dia masih muda maka dia menganggap masa muda adalah masa yang harus dilalui dengan menuruti nafsu birahi. Setelah melewati masa muda akan hilang sendiri nafsu birahi itu. Pemikiran ini menjadikan dia semakin tenggelam dalam nafsunya.

🍎 Ketika dia hidup di Eropa, Amerika, atau di belahan dunia yang lain, baik untuk belajar atau bekerja, dia berangan-angan bahwasannya dia tidak bisa lepas dari lingkungan yang merusak agama ini. Pilihannya cuma satu, yaitu menunggu selesainya tugas yang dia lakukan di tempat itu. Keadaan ini menyebabkan dia semakin tenggelam dalam kerusakan dengan tanpa merasa dia butuh meminta perlindungan kepada Allah ﷻ.

Maka di sini Syekh Ibnu 'Athoillah menasehati supaya kita tidak menunggu bisa lepas dari urusan duniawi, karena hal itu tidak akan bisa dihindari. Ketika muda dia mempunyai urusan duniawi yang membahayakan. Begitu juga di usia tua juga banyak rintangan. Ketika hidup di negara Eropa, tidak akan hilang urusan dunia dengan pindah ke negara aslinya, karena di negara aslinya juga banyak urusan dunia.
Bagaimana bisa lepas dari urusan dunia padahal dirimu penuh dengan urusan dunia?

🍎 Hatimu berbicara tentang keistimewaanmu, amal ibadahmu, itu adalah urusan dunia yang merusakmu walaupun engkau hidup sendirian di tempat tersembunyimu.

🍎 Gundah hatimu karena dicaci orang, perasaan sakit hatimu karena dimusuhi orang, itu juga termasuk bahaya yang terus-menerus akan bersamamu.

🍎 Keinginanmu untuk mempunyai rumah yang bagus, keinginanmu kepada kesenangan-kesenangan yang tidak kau dapatkan, semuanya itu perkara yang menyibukkanmu sehingga engkau rusak karena engkau lupa akan Allah ﷻ.

Lalu bagaimana kita menghadapi kesibukan kita dengan urusan dunia ini? Cara satu-satunya adalah lari kepada Allah ﷻ. Arti lari kepada Allah ﷻ adalah memperbanyak berdoa, mengadu ringkihnya kekuatanmu, beserta memperbanyak ingat kepada Allah ﷻ dengan berdzikir. Manusia yang mengobati dirinya dengan obat ini maka Allah ﷻ akan menjadikan obat ini sebagai perahu penyelamat di bahtera lautan yang penuh dengan ombak keduniawian. Dia melakukan perdagangan, berinteraksi dengan masyarakat yang banyak ada yang baik ada yang jelek, banyak teman disekolah yang jauh dari Allah ﷻ.

Di dalam lingkungan yang rusak ini, dia akan mendapatkan kapal penyelamat kalau dia lari meminta kepada Allah ﷻ supaya dilindungi dari kerusakan-kerusakan lingkungannya. Penyelamat itu adalah berdoa kepada Allah ﷻ dengan sepenuh hati, dan memperbanyak dzikir mengingat Allah ﷻ.
Hal-hal semacam itulah yang dilakukan para sahabat-sahabat Nabi Muhammad ﷺ. Mereka menyebarkan agama Islam di penjuru dunia yang penuh dengan kerusakan, kefasikan, fitnah harta dan jabatan. Mereka selamat dari fitnah dunia karena mereka _bertawakkal_ kepada Allah ﷻ dengan _tawakkal_ yang hakiki (bukan hanya ucapan sebagaimana tawakal

🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 8*
  
إذا فَتَحَ لَكَ وِجْهَةً مِنَ التَّعَرُّفِ فَلا تُبْالِ مَعَها إنْ قَلَّ عَمَلُكَ. فإِنّهُ ما فَتَحَها لَكَ إلا وَهُوَ يُريدُ أَنْ يَتَعَرَّفَ مُوِرُدهُ عَلَيْكَ ؟!

*_Artinya_*

Apabila Allah ﷻ telah membukakan salah satu jalan _makrifat_ (mengenal Allah ﷻ) bagimu, maka jangan hiraukan mengapa itu terjadi, walaupun amalmu masih sangat sedikit. Allah ﷻ membukakan pintu itu bagimu hanyalah karena Dia ingin memperkenalkan diri kepadamu. Tidakkah engkau mengerti, bahwa perkenalan itu merupakan anugerah-Nya kepadamu, sedang amal-amalmu engkau persembahkan kepada-Nya?  Maka apalah arti apa yang engkau persembahkan kepada-Nya itu dibanding dengan apa yang dianugrahkan oleh Allah kepadamu!

*_Syarh:_*
 
Untuk _wusul_  dan _makrifat_ kepada Allah ﷻ, bisa dicapai dengan dua jalan.

🔰 Jalan pertama: Manusia beribadah kepada Allah ﷻ . Ini jalan panjang dan berat. Manusia memulainya dengan menanamkan keimanan di dalam akal lalu mengisi hatinya dengan _mahabbah, ta'dzim,_ dan takut kepada Allah ﷻ dengan memperbanyak berdzikir dan banyak membaca Al Qur'an. Sehingga ketika jalan panjang ini telah dilaluinya maka ia akan merasa dunia ini kecil dan tidak ada harganya, lalu akhirat dia rasakan besar dan sangat penting. Maka dia akan lebih memikirkan akhirat daripada memikirkan dunia yang fana ini.

🔰 Jalan yang kedua ini dimulai dari perkenalan Allah ﷻ kepada hambanya. Jalan ini yang sedang di bahas oleh Syekh Ibnu Athoillah dalam hikmah ke delapan ini. Kalau jalan pertama itu dimulai dari manusia menuju Allah ﷻ, maka jalan yang kedua ini dimulai dari Allah ﷻ menuju hamba-Nya. Seperti manusia sedang tenggelam dalam kemaksiatan, lupa akan perintah-perintah Allah ﷻ, menuruti nafsu-nafsunya, di kala itu tiba-tiba dengan tanpa sebab yang jelas Allah ﷻ menariknya menuju ke haribaan-Nya dan kema'rifatan-Nya. Ini terjadi pada waktu yang singkat.

Pada masa Nabi Muhammad ﷺ, banyak sekali sahabat-sahabat yang mengenal Allah ﷻ dengan jalan yang kedua ini. Banyak orang badui yang kaku dan kasar datang ke Madinah, melihat Rasulullah ﷺ, mendengarkan nasehat-nasehat beliau, sehingga pada pertemuan sekali itu saja dia menjadi orang yang lain dari sebelumnya, dia tidak kasar lagi, tidak keras hatinya, sepertinya dia baru saja dilahirkan kembali di muka bumi ini.

Pada zaman setelah Nabi ﷺ juga banyak orang-orang yang istiqomah dengan jalan kedua ini. Kita mengenal Fudloil bin 'Iyadl, yang pada malam gelap dia berubah drastis, dari seorang penyamun dan perampok, menjadi orang yang ahli ibadah, hatinya penuh dengan kecintaan dan takut kepada Allah ﷻ. Kita mengenal Abdullah bin Mubarok yang gemar dengan nyanyi-nyanyian, gitar-gitaran, tidak pernah menoleh kepada perintah-perintah Allah ﷻ, pada satu malam saja dia menjadi orang yang yang ahli ibadah, menjadikan semua harta yang dia punya untuk menjadi jalan menuju Allah ﷻ. Begitu juga Malik bin Dinar, dia sering mabuk, lalu menjadi seorang kekasih Allah, yang pelajarannya selalu dihadiri oleh ribuan orang, dan banyak di tangannya orang-orang yang bertaubat.

Begitu juga banyak di zaman sekarang orang yang menuju kepada Allah ﷻ dengan jalan yang kedua ini. ada seseorang yang masa lalunya kelam, suatu hari dia masuk ke Masjid untuk sholat subuh dengan khusyuk. Perpindahan orang ini cuma satu malam saja. Kita juga bisa melihat artis-artis yang berpindah menuju kebaikan tanpa proses yang panjang.

Dua jalan ini telah diisyaratkan oleh Allah ﷻ pada firmannya:

اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ

_"Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)"._
(QS Asy Syuro: 13)

_*Wallahu A'lam Bisshowab*_

Sholluu 'Alan Nabi Muhammad

🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 85*

الطي الحقيقي أن تطوى مسافة الدنيا عنك حتى ترى الٱخرة أقرب اليك منها

*_Artinya_*
Keramat yang Hakiki itu bukan dilipat nya bumi akan tetapi keramat yang Hakiki adalah dilipatnya jarak dunia darimu sehingga kamu melihat akhirat lebih dekat dari pada dunia

*_Syarh:_*
sebagian orang senang dengan cerita-cerita yang aneh-aneh, sebagian mengatakan bahwasannya gurunya berangkat ke mekah dalam beberapa menit saja.
di sini Ibnu ata'illah as-sakandari memperingatkan bahwasanya keramat itu bukan melipat jarak di dunia ini karena Allah SWT menjadikan keanehan ini kepada makhluk-makhluk yang lain seperti burung, jin dan lain-lain dan ini bukan berarti mereka dekat dengan allah Ta'ala.
akan tetapi keramat yang menjadikan dia dekat dengan Allah ta'ala adalah ketika jarak antara hamba dan kematian itu sangat dekat walaupun jarak itu menurut nafsunya sangat panjang Karena dia masih muda dan gagah atau angan-angannya masih panjang.
akan tetapi orang yang mendapatkan keramat ini melihat kematian dan kehidupan setelah kematian itu sangat dekat Karena dia selalu memikirkannya, dia selalu memikirkan hari-hari yang dia akan mendapatkan Nikma berupa menjadi orang yang di khitobi oleh Allah ta'ala:
كلوا واشربوا هنيئا بما أسلفتم في الأيام الخالية
"Makanlah kalian minumlah dengan enak sebab amal yang kalian lakukan pada hari hari yang lalu di dunia".
dikarenakan sangat rindu nya dia akan surga ini maka mengecil lah jarak antara dia dan kematian sehingga sepertinya beberapa jam saja dia akan sampai kepada kematian dan dia akan masuk surganya Allah ta'ala.
diceritakan bahwasanya sahabat haris bin Malik Al Anshori ditanya oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam: "bagaimana keadaan mu pagi ini wahai harisah?. harisah: Saya telah menjadi seorang mukmin yang benar. Nabi  SAW: "Lihat apa yang kamu katakan.segala sesuatu itu mempunyai bukti apa bukti imanmu". haris : diriku telah menjauh dari dunia, maka saya selalu bergadang pada malam hari dan berpuasa pada siang hari sepertinya saya melihat Singgasana Tuhan ku, Sepertinya saya melihat Ahli Surga saling berziarah satu sama lainnya, Sepertinya saya melihat penduduk neraka bergelimpangan di dalamnya. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam: " wahai haris.. kau telah ahli makrifat maka istiqomahkan lah". di satu riwayat nabi SAW: "engkau adalah hamba yang diberikan Nur di dalam hatinya oleh Allah Ta'ala".
di sini Allah memberikan kenikmatan kepada sahabat Haris dengan peng-lipatan yang di terangkan oleh Ibnu Athoillah assakandari dan disaksikan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ketika beliau mengatakan "engkau telah menjadi ahli makrifat, maka istiqomah-lah" atau "hamba yang diterangi hatinya oleh Allah ta'ala".

Wallahu A'lam Bisshowab

🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 24*

لا تستغرب وقوع الاكدار ما دمت في هذه الدار فإنها ما أبرزت الا ما هو مستحق وصفها وواجب نعتها

*_Artinya:_*

Jangan heran adanya kesusahan selama kamu tinggal di rumah duniawi karena dunia ini pasti akan mengeluarkan perkara yang semestinya dan wajib sifatnya.

*_Syarh:_*

Allah ﷻ membuat dunia ini penuh dengan cobaan, dikarenakan Allah ﷻ menjadikan dunia ini ruang ujian dan tempat untuk melakukan kewajiban yang berat (taklif).

Allah ﷻ menciptakan manusia untuk melakukan penghambaan kepada-Nya dengan sukarela, sebagaimana Allah ﷻ menjadikannya sebagai hamba-Nya secara terpaksa.

Manusia bisa dikatakan hamba yang baik apabila dia melakukan perintah-perintah Allah ﷻ dan tunduk akan kekuasaannya. Dengan begitu dia telah melakukan kewajibannya.
Maka seandainya Allah ﷻ menjadikan dunia ini penuh dengan kesenangan tanpa ada kesusahan, penuh dengan kenikmatan tanpa ada cobaan maka bagaimana seorang manusia bisa menghambakan diri kepada Allah ﷻ dengan sukarela? Melakukan penghambaan diri kepada Allah ﷻ itu buah dari kewajiban (taklif), kewajiban itu tidak dikatakan kewajiban kecuali kalau manusia itu diberikan beban yang berat. Kalau dunia ini cuma ada kenikmatan saja maka bagaimana hal berat ini akan timbul?

Allah ﷻ memerintahkan hambanya untuk berdoa. Berdoa adalah ibadah, berdoa kepada Allah itu hasil dari kebutuhannya kepada Allah ﷻ, hasil dari ketakutannya pada cobaan cobaan-Nya. Maka ketika dia tidak membutuhkan Allah ﷻ, dia tidak takut akan cobaan-cobaan-Nya, yang ada cuma kesenangan dan kenikmatan, maka tidak akan ada yang namanya berdoa kepada Allah ﷻ.

Inti dari taklif atau kewajiban yang diembankan oleh Allah ﷻ itu terkandung dalam dua perkara, sabar dan syukur. Dengan melakukan keduanya seorang hamba akan menjadi hamba Allah ﷻ yang baik. Sabar ketika menghadapi cobaan-cobaan, dan syukur dengan menggunakan nikmat-nikmat Allah ﷻ untuk beribadah kepadanya.

لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

_"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan". QS. Ali Imran: 186._

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

_"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun". QS. Al Mulk: 2._

Bagaimana engkau bisa dikatakan orang yang cinta kepada Allah ﷻ kalau engkau dalam keadaan serba kecukupan, selalu mendapatkan kenikmatan, mobilmu banyak, rumahmu mewah, semua orang menghormatimu, pengikutmu banyak? Akan tetapi cinta itu, ketika engkau diberi cobaan, engkau sedang mendapatkan kesusahan akan tetapi engkau mengatakan, _"Ahlan wa sahlan atas kedatangan cobaan Allah ﷻ. Selamat datang akan takdir Allah ﷻ. Aku cinta kepada-Mu Ya Allah ﷻ"._ Engkau mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh Sayyidina Mu'adz bin Jabal ketika dia dalam sakaratul maut, beliau kadang sadar, kadang tidak sadar. Ketika sadar, beliau mengatakan, _"Ya Allah cekiklah aku dengan cekikan-Mu. Engkau tahu bahwasanya hatiku cinta pada-Mu"._

Cinta adalah ketika pertentangan antara  kesenangan syahwatmu dan yang disenangi oleh Allah ﷻ. Kamu membuang dan menginjak-injak kesenangan syahwatmu dan kamu tetap istiqamah dijalan Allah ﷻ. Kamu mengatakan kepada Allah ﷻ sebagaimana Nabi Musa mengatakan, _"Aku cepat-cepat kepada-Mu supaya engkau ridlo kepadaku"._

Semoga kita diberi nikmat kecintaan ini untuk menjadi bekal menghadap Allah ﷻ kelak.

_Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin_

Wallahu A'lam Bisshowab

🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah  174*

تحقق بأوصافك يمدك بأوصافه، تحقق بذلك يمدك بعزه،تحقق بضعفك يمدك بحوله وقوته

*_Artinya_*
Perlihatkan sifatmu maka Allah akan menolong dengan sifatnya.Perlihatkanlah kehinaan mu maka Allah akan memberikan keagungannya. Perlihatkanlah kelemahanmu maka Allah akan membantumu dengan kekuasaan dan kekuatannya

*_Syarh:_*

Kalau engkau merasa kaya Maka jangan meminta-minta kepada orang lain.
Kalau engkau merasa kuat maka jangan minta pertolongan orang lain.
Kalau engkau merasa Mulia Maka jangan menghinakan dirimu untuk meminta keagungan dari orang lain.
Orang yang kaya itu adalah orang yang kekayaannya tidak tergantung pada orang lain.begitu juga orang yang kuat dan orang yang mulia.
Kalau kamu merasa kaya tapi tergantung pada lingkunganmu sehingga hilang kekayaanmu karena lingkunganmu tidak mendukungmu maka itu sebagai dalil bahwasannya kamu tidak kaya, kamu tidak kuat dan kamu tidak mulia.
Manusia itu fakir dalam kekayaannya, lemah dalam kekuatannya, hina dalam keagunganya, karena dia membutuhkan zat yang lain, bukan bersumber dari dirinya.
Allah mengatakan:
(يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ)
[سورة فاطر 15]
"Hai manusia, kalian faqir kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji".

Kamu  sebagai manusia jangan mengingkari Jati dirimu.
Menghadaplah kepada Allah dengan kehinaan mu, mendekatlah kepada Allah dengan kelemahanmu maka Allah akan memberikan kekuatannya kepadamu.
Manusia yang menghadap kepada Allah dengan melepaskan hayalan kekuatannya, kekayaannya, kehebatan nya pasti Allah akan menggantinya dengan kekayaan, kemulyaan dan kekuatan, menjadikannya seorang yang kaya, seorang yang kuat, seorang mulia.semuanya itu diberikan kepadanya tidak harus dia punya uang banyak, tidak harus mempunyai pengikut yang banyak, dan tidak harus mempunyai kekuatan para petinju karena banyak orang yang mempunyai harta padahal dia sebetulnya orang yang paling miskin di dunia, banyak orang yang mempunyai kursi jabatan tapi dia hina dina, banyak orang yang mempunyai kekuatan bertanding tapi dia matinya dimakan oleh hewan-hewan kecil.
Qorun sangat kaya tapi tidak ada arti kekayaan, kalau kekayaannya Qorun ini bener-bener Hakiki maka dia akan melindunginya dari bumi yang menelannya,sebagaimana yang dikatakan oleh Allah ta'ala :
(فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ)
[سورة القصص 81]
" Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)".

Syeh fudlel bin iyadl seorang yang tidak mempunyai harta, pada suatu pertemuan beliau dengan Amirul Mukminin Harun ar-rasyid, sang raja memberikan kantong berisi uang yang banyak akan tetapi fudlel bin iyadl mengembalikannya.Lalu siapa yang kaya dan siapa yang miskin?.jawabannya adalah syeh fudlel lah yang kaya karena dia tidak membutuhkan sesuatu kecuali dari Allah Ta'ala.
Diceritakan Syekh Said nursi ketika Perang Dunia Pertama dia tertawan oleh tentara Rusia dan dia dijebloskan di penjara, suatu ketika pimpinan Rusia menjenguk para tawanan, setiap dia melewati kelompok tawanan Semuanya berdiri untuk menghormatinya. ketika dia sampai pada kelompok Syekh Said nursi beliau tidak perduli dan tidak mau berdiri lalu pimpinan tadi Bertanya kepadanya: Apakah kamu tidak mengenalku?. Syekh Said nursi:  aku mengetahui mu, engkau yang dinamakan Nakula. Nakula: kalau begitu engkau telah menghina keagungan Rusia. Syeikh Sa'id : bukan begitu tapi Tuhan yang aku menjadi hambanya mencegahku untuk menghinakan diri kepada selainnya. perkataan ini sangat mempengaruhi Panglima Rusia ini.lalu dia mengampuninya sambil mengatakan: saya kagum dengan Agamamu yang menjadikan kamu Mulia seperti ini.

Wallahu a'lam bishowab.
Al-fatihah ila Syekh Ibnu Athoillah assakandari Wa syeh Said Al buthi

SUARA NAHDLIYYIN:
🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 6*

لا يَكُنْ تأَخُّرُ أَمَدِ العَطاءِ مَعَ الإلْحاحِ في الدُّعاءِ مُوْجِباً لِيأْسِكَ. فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الإِجابةَ فيما يَخْتارُهُ لَكَ لا فيما تَخْتارُهُ لِنَفْسِكَ. وَفي الوَقْتِ الَّذي يُريدُ لا فِي الوَقْتِ الَّذي تُرْيدُ.

*_Artinya_*

Terlambat datangnya pemberian (Allah ﷻ), meski sudah dimohonkan berulang-ulang, janganlah membuatmu patah harapan. Karena dia telah menjamin untuk mengabulkan permintaanmu sesuai dengan apa yang Dia pilihkan untukmu, bukan menurut keinginan engkau sendiri. Juga dalam waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan.

*_Syarh:_*

Doa itu bisa dikatakan doa secara _syar'i_ kalau menetapi dua perkara :
☝🏾 Sadarnya perasaan dan hati, lalu mengarahkan keduanya dengan kerendahan pada Allah ﷻ. Maka seseorang yang mempunyai keinginan untuk mendapatkan sesuatu lalu dia mencari dan bertanya tentang doa-doa supaya doanya _diistijabahi_. Setelah dia menemukan doa-doa itu lalu dia ucapkan terus-menerus sebagaimana murid-murid Madrasah menghafalkan pelajarannya, kamu lihat keadaannya bersama Allah ﷻ ternyata dia tidak menetapi perintah-perintahnya Allah ﷻ. Kalau dia ini memperbanyak doa-doa yang dihafal lalu dia tidak di _istijabahi_ maka dia akan mengadu; _Kenapa Allah ﷻ tidak mengistijabahi doaku?_

✌🏾 Seorang yang berdoa pertama-tama harus bertaubat kepada Allah ﷻ dari maksiat-maksiat yang dilakukan. Maka orang yang terus menetapi maksiatnya, pada waktu yang bersamaan dia meminta kepada Allah ﷻ untuk mewujudkan angan-angannya, maka ini bukan doa namanya.

💠 Ketika doa sudah menetapi dua syarat yang kita sebutkan, maka jangan salah sangka bahwasannya Allah ﷻ pasti _mengistijabahi_ doa kita dengan memberikan sesuatu itu persis seperti yang kita minta. _Istijabahnya_ Allah ﷻ pada doa kita itu artinya Allah mewujudkan tujuan kita.

Saya meminta kepada Allah ﷻ sesuatu karena saya menyangka bahwa sesuatu tadi yang bisa mendatangkan kebaikan kepadaku. Akan tetapi Allah ﷻ tahu bila sesuatu itu kalau diberikan tidak akan memberikan kebaikan, melainkan akan memberikan sebaliknya, maka Allah ﷻ tidak memberikan sesuatu itu kepadaku karena rahmat-Nya kepadaku, dan Allah ﷻ memberikan yang lain yang baik untukku. Ini adalah arti dari firman Allah ﷻ:

(وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ)
[سورة البقرة 216]

Artinya:
_"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah ﷻ mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui"._

Dan ini yang dimaksud oleh Syekh Ibnu Atho'illah assakandari,

فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الإِجابةَ فيما يَخْتارُهُ لَكَ لا فيما تَخْتارُهُ لِنَفْسِكَ.

💠 Arti dari Allah ﷻ _mengistijabahi_ doa kita itu bukan berarti Allah ﷻ cepat-cepat memberikannya kepada kita. Jangan sampai kesalahan ini mengenaimu. Kamu jangan menyangka bahwasannya doa itu adalah  _wasilah_ (sarana), akan tetapi doa itu sebagai _ghoyah_ (tujuan). Doa itu adalah ibadah tersendiri, dia sebagai tujuan bukan sarana. Manusia itu hamba, miliknya Allah ﷻ. Seorang hamba itu selalu membutuhkan kepada tuannya, dia harus memperlihatkan kehambaannya kepada tuannya dengan berdoa, meminta hajat-hajatnya dan memperlihatkan bahwasanya hidupnya bisa enak dan bahagia kalau dilindungi oleh-Nya. Kehambaan ini harus ada terus baik dia melihat Allah ﷻ memberikan hajat-hajatnya atau tidak mewujudkannya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

يستجاب لأحدكم مالم يعجل يقول قد دعوت فلم يستجب لي

_"Kalian diistijabah doanya selagi tidak tergesa-gesa. Kamu mengatakan, "saya telah berdoa tapi tidak diistijabahi"._

Kesimpulannya seorang muslim harus meminta dengan kerendahan hati kepada Allah ﷻ dalam segala tingkahnya dengan tanpa memandang hasil dari doanya, akan tetapi dia harus yakin akan kebaikan Allah ﷻ, dan Allah ﷻ akan _mengistijabahi_ doanya.

Ketika doanya belum diberikan oleh Allah ﷻ dia berkeyakinan bahwasanya ini didikan dari Allah ﷻ supaya dia tidak salah paham

SUARA NAHDLIYYIN:
🕋 *KAJIAN KITAB AL HIKAM* 🕋

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 5*

اجتهادُكَ فيما ضَمِنَ لكَ وتقصيرُكَ فيما طَلَبَ منكَ دليلٌ على انْطماسِ البصيرةِ منْكَ

*_Artinya_*

Bersungguh-sungguhnya kamu dalam masalah perkara yang sudah ditanggung oleh Allah ta'ala kepadamu, dan sembrononya kamu dalam masalah yang diperintahkan Allah kepadamu itu suatu dalil akan padamnya _nur bashiroh_mu.

*_Syarh:_*

🔷 Allah SWT berfirman:

وما خلقت الجن والانس إلا ليعبدون ما أريد منهم من رزق وما أريد أن يططعمون إن الله هو الرزاق ذو القوى المتين
Artinya :
_"Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. Aku tidak mengharapkan dari mereka rizki dan aku tidak mengharapkan mereka memberi makan aku. Sesungguhnya Allah-lah yang Maha Memberi Rizki yang mempunyai kekuatan yang kokoh”._

Dalam ayat ini Allah Ta'ala menjelaskan bahwasanya manusia diberi tugas oleh Allah Ta'ala yaitu berupa menghambakan diri kepadanya. Lalu Allah Ta'ala menanggung manusia (yang menghambakan diri kepada Allah) sendi-sendi kehidupan dan rizkinya.
Lalu apa semestinya yang dilakukan manusia dari penjelasan Allah Ta'ala ini ?

Jawabnya, mestinya manusia yang beriman kepada Allah akan berusaha dengan segala kekuatannya untuk melakukan tugas yang diperintahkan oleh Allah Ta'ala dan tidak memikirkan lagi tanggungan Allah Ta'ala berupa rizki-Nya dan penundukkan ciptaan-Nya untuk kemaslahatan dan kebahagiaan manusia. Akan tetapi banyak diantara manusia yang merasa susah dan bingung dalam masalah perkara yang sudah ditanggung oleh Allah Ta'ala (rizki), dan mereka lupa serta tidak menjalankan tugas yang diembankan oleh Allah Ta'ala. Ini adalah tanda akan padamnya _Nur Basiroh_ hati mereka.

🔷 Allah Ta'ala berfirman:

(وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ)

Artinya:
_"Perintahlah keluargamu untuk melakukan sholat, dan sabar untuk melakukannya. Aku tidak memintamu rizki, Aku yang memberimu rizki, dan kemenangan itu bagi orang yang bertaqwa"._

Banyak manusia yang tidak memperdulikan keluarganya serta anak-anaknya akan pendidikan sholat dan keagamaannya dengan alasan dia tidak mempunyai waktu luang untuk itu karena dia sibuk dengan perdagangan dan mencari rizki.

🔷 Allah Ta'ala berfirman :

وَأَوْفُوا الْكَيْلَ إِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ ۚذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Artinya:
_Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya._

Akan tetapi manusia mempermainkan takaran timbangan dan terus menerus melakukan penipuan untuk mendapatkan rizki yang sudah ditanggung oleh Allah Ta'ala. Mereka mengharapkan kekayaan dengan cara kezoliman dan penipuan.

🔷 Allah Ta'ala berfirman :

_مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya:
_"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."_ (An Nahl : 97).

Akan tetapi manusia berpaling menjauh dari amal shaleh yang diperintahkan Allah, lalu dia mencari kehidupan yang bahagia dalam kesesatan dan kemaksiatan.

🔷 Allah Ta'ala berfirman:

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَهُمُ ٱلَّذِي ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗاۚ يَعۡبُدُونَنِي لَا يُشۡرِكُونَ بِي شَيۡ‍ٔٗاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ 

Artinya:
_“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum merek